Rabu, 15 Oktober 2014

Mengenal Batu; Ungkapan Hati Sekeras Batu

Tak terbayangkan kalau saya akan menyukai batu. Batu yang menunjukkan suatu benda keras, sebagaimana diungkapkan dalam Al-Qur'an, gambaran keras batu pada hati manusia. Hati bisa lebih keras dari batu. Hal tersebut terungkap dalam ayat-ayat berikut:

Sapi Betina (Al-Baqarah):74 - Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.

Jamuan (Al-Mā'idah):13 - (Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.

Rombongan-rombongan (Az-Zumar):22 - Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.

Dari deskripsi ayat di atas mengenai hati sekeras batu dapat dilihat bahwa hati bisa sekeras batu, dan lebih keras dari batu. Bila melihat ayat ini, maka kita mengurut pada ayat-ayat sebelumnya, Allah menjelaskan sekaligus memberi contoh peringatan atas orang-orang yang melanggar perintah Allah. Dengan gambaran orang-orang Yahudi yang melanggar janji mereka dengan tidak melaksanakan perintah Allah.

Pada ayat berikutnya di atas, kita menjadi tahu tentang kategori orang yang hatinya membatu, yaitu mereka yang suka mengubah perkataan Allah dari tempatnya, melupakan peringatan Allah, mengkhianati Nabi Muhammad. 

Allah mencontohkannya dengan kisah orang-orang Yahudi. Mereka mengambil sebagian ayat-ayat Allah dengan mengabaikan sebagian yang lainnya. Perintah beribadah pada hari Sabtu, mereka ubah pada hari lainnya. Mereka tidak ingat atas peringatan Allah pada mereka. Ketika Nabi Musa pergi dari kaumnya untuk berkontemplasi, para orang Yahudi mengkhianati kesepakatan mereka dengan Nabi Musa. Begitu pula pada masa Nabi Muhammad saw, pengkhianatan itu jelas, namun Allah memberi tahu bahwa sebaik-baiknya orang adalah yang memaafkan. Bila melihat kondisi kita sekarang ini, apakah berada dalam gambaran contoh orang-orang Yahudi tersebut? Sifat-sifat Muslim sekarang ini apakah sama dengan kisah di atas? Na'udzubillahimindalik... Astaghfirullah...

Pada dasarnya apa yang tercantum dalam Al-Qur'an tentang orang-orang Yahudi itu menjadi peringatan dan ibrah, agar kita terhindar dari sifat-sifat tersebut. 
Titik poin dari hati yang membatu adalah hati yang tidak mengingat Allah. Untuk itulah pentingnya kesadaran mengingat Allah. Dengan kesadaran ini, kita menyadari segala perkataan atau perbuatan kita yang disandarkan kepada Allah. 

Demikian sekilas tulisan mengenai batu dalam ungkapan hati sekeras batu. Wallahu'alam...